Franchise Pertamina adalah perusahaan milik negara (BUMN) di Indonesia yang bergerak di bidang energi, khususnya minyak dan gas. Nama resminya adalah PT Pertamina (Persero). Perusahaan ini bertanggung jawab atas eksplorasi, produksi, pengolahan, serta distribusi bahan bakar minyak (BBM), gas, dan produk energi lainnya di Indonesia.
Franchise Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas milik negara yang memiliki sejarah panjang dalam mendukung ketahanan energi Indonesia. Perusahaan ini berakar dari perjuangan bangsa Indonesia dalam mengelola sumber daya minyak bumi secara mandiri setelah merdeka. Sejarahnya dimulai pada 10 Desember 1957, ketika pemerintah Indonesia mendirikan Permina (Perusahaan Minyak Nasional), yang dipimpin oleh Letkol Ibnu Sutowo.
Pertamina awalnya didirikan untuk mengelola ladang minyak yang telah dinasionalisasi dari perusahaan asing, khususnya milik Belanda, sebagai bagian dari kebijakan nasionalisasi aset pascakemerdekaan. Pada saat itu, Indonesia masih sangat bergantung pada perusahaan minyak asing seperti Shell dan Stanvac untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Pada tahun 1961, pemerintah juga mendirikan perusahaan minyak lain bernama Pertamin (Perusahaan Tambang Minyak Negara). Kedua perusahaan ini memiliki peran yang serupa dalam eksplorasi dan distribusi minyak di Indonesia.
Namun, pada tahun 1968, dalam rangka efisiensi dan peningkatan pengelolaan sumber daya minyak nasional, Permina dan Pertamin digabung menjadi Pertamina, yang kemudian menjadi satu-satunya perusahaan minyak negara yang bertanggung jawab atas eksplorasi, pengolahan, dan distribusi bahan bakar minyak di Indonesia.
Franchise Pertamina pada masa itu berkembang pesat di bawah kepemimpinan Ibnu Sutowo, dengan membangun kilang minyak baru, infrastruktur distribusi, serta bekerja sama dengan perusahaan minyak asing melalui sistem Production Sharing Contract (PSC).
Pada tahun 1970-an, Franchise Pertamina mengalami puncak kejayaan karena harga minyak dunia yang meningkat tajam. Keuntungan besar memungkinkan Franchise Pertamina untuk mendanai berbagai proyek strategis, termasuk pembangunan infrastruktur nasional. Namun, di balik keberhasilannya, Pertamina mengalami masalah keuangan yang serius akibat utang luar negeri yang besar, terutama pada proyek-proyek yang tidak terkait langsung dengan industri minyak.
Pada tahun 1976, terjadi skandal keuangan besar yang membuat perusahaan ini mengalami krisis likuiditas. Akibatnya, pemerintah mengambil alih pengelolaan keuangan Pertamina, dan Ibnu Sutowo dicopot dari jabatannya. Sejak saat itu, pemerintah memperketat pengawasan terhadap operasional Pertamina agar lebih transparan dan profesional.
Pada tahun 2001, seiring dengan kebijakan reformasi sektor energi di Indonesia, Pertamina tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang berhak mengelola minyak dan gas di Indonesia. Pemerintah membuka peluang bagi perusahaan asing dan swasta untuk berinvestasi di sektor energi.
Pada tahun 2003, status Pertamina resmi diubah dari perusahaan negara menjadi PT Pertamina (Persero), sehingga beroperasi sebagai perusahaan berbasis korporasi yang lebih profesional dan transparan, meskipun tetap dimiliki oleh negara. Sejak saat itu, Pertamina mulai bersaing dengan perusahaan minyak lainnya, baik dalam eksplorasi, produksi, maupun distribusi bahan bakar minyak.
Dalam perkembangannya, Pertamina terus melakukan ekspansi dan diversifikasi bisnisnya, termasuk dengan mengembangkan energi baru terbarukan, seperti biofuel, geotermal, dan proyek baterai kendaraan listrik. Selain itu, perusahaan ini juga memperluas bisnisnya ke luar negeri dengan melakukan eksplorasi dan produksi di berbagai negara.
Saat ini, Franchise Pertamina termasuk dalam daftar Fortune Global 500, menjadikannya salah satu perusahaan dengan pendapatan terbesar di dunia. Dengan berbagai inovasi dan strategi bisnis yang berkelanjutan, Pertamina terus berperan sebagai tulang punggung ketahanan energi Indonesia, sembari bertransformasi menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan di masa depan.
<
Menjadi mitra bisnis Franchise Pertamina melalui franchise SPBU atau Pertashop memiliki banyak keuntungan. Sebagai perusahaan BUMN terbesar di sektor energi, jadi Franchise Pertamina menawarkan kemitraan yang stabil dan menguntungkan. Berikut adalah beberapa keunggulan franchise Franchise Pertamina:
Sebagai perusahaan energi nasional, Franchise Pertamina memiliki reputasi kuat dan dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dengan beroperasi di seluruh negeri, SPBU Franchise Pertamina memiliki kepercayaan tinggi dari konsumen dibandingkan dengan merek lain.
Bahan bakar merupakan kebutuhan utama masyarakat, baik untuk kendaraan pribadi, transportasi umum, maupun industri. Permintaan BBM cenderung stabil bahkan meningkat setiap tahun, sehingga potensi keuntungan dalam bisnis SPBU atau Pertashop sangat tinggi.
Mitra franchise akan mendapatkan bantuan dalam perencanaan bisnis, pelatihan operasional, serta panduan teknis dari Franchise Pertamina. Hal ini memudahkan pemilik franchise dalam menjalankan bisnisnya tanpa perlu pengalaman mendalam di bidang perminyakan.
Harga bahan bakar yang dijual di SPBU Pertamina ditentukan langsung oleh pemerintah, sehingga franchisee tidak perlu khawatir tentang persaingan harga. Ini membuat margin keuntungan lebih stabil dibandingkan bisnis dengan harga yang fluktuatif.
Sebagai pemasok bahan bakar terbesar di Indonesia, jadi Pertamina memiliki jaringan distribusi yang kuat dan andal. Mitra franchise akan mendapatkan pasokan BBM yang teratur tanpa perlu khawatir kehabisan stok.
Pertamina menawarkan berbagai model kemitraan, dari SPBU Reguler, SPBU Modular, hingga Pertashop yang lebih kecil dan cocok untuk daerah pedesaan. Ini memberikan fleksibilitas bagi calon mitra untuk memilih sesuai dengan modal dan lokasi bisnis mereka.
Menjadi mitra Pertamina bukan hanya tentang keuntungan bisnis, tetapi juga mendukung program pemerintah dalam menyediakan energi yang merata di seluruh Indonesia.
Dengan berbagai keunggulan tersebut, franchise Pertamina menjadi salah satu peluang bisnis yang menjanjikan, stabil, dan berkelanjutan bagi para investor dan pengusaha di Indonesia.
🚀
Meskipun memiliki banyak keunggulan, franchise Pertamina juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Berikut beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam bisnis ini:
Untuk membuka SPBU Pertamina, modal investasi sangat tinggi, terutama untuk SPBU Reguler yang bisa mencapai Rp5-8 miliar. Meskipun ada opsi yang lebih kecil seperti Pertashop (Rp250-500 juta), tetap saja jumlah ini tergolong besar bagi sebagian investor.
Bisnis SPBU atau Pertashop membutuhkan perizinan yang cukup banyak, jadi seperti izin lingkungan, izin lokasi, dan izin usaha. Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga semua dokumen lengkap dan disetujui oleh pihak terkait.
Tidak semua lokasi bisa digunakan untuk membangun SPBU atau Pertashop. Ada persyaratan luas lahan, jarak antar SPBU, jadi serta regulasi daerah yang harus dipenuhi. Jika lokasi tidak memenuhi standar, pengajuan kemitraan bisa ditolak.
Harga BBM diatur oleh pemerintah, sehingga mitra tidak bisa menentukan harga jual sendiri. Jika terjadi kebijakan baru atau perubahan harga yang mendadak, hal ini bisa berdampak pada margin keuntungan.
Di beberapa daerah, jumlah SPBU cukup banyak, sehingga persaingan antar SPBU bisa menjadi tantangan. Selain itu, kini mulai muncul penyedia BBM swasta yang juga menawarkan produk serupa dengan harga kompetitif.
Mengelola SPBU atau Pertashop tidak semudah bisnis retail biasa. Harus ada pengawasan ketat terhadap stok BBM, jadi sistem keamanan, serta pelayanan pelanggan. Selain itu, mitra harus mematuhi standar operasional dari Pertamina yang cukup ketat.
Meskipun permintaan BBM cenderung stabil, ada faktor eksternal seperti krisis ekonomi, pandemi, atau peralihan ke kendaraan listrik yang bisa mempengaruhi bisnis dalam jangka panjang.
Franchise Pertamina memang menawarkan peluang bisnis yang besar, tetapi juga memiliki tantangan yang tidak bisa diabaikan. Calon mitra harus mempertimbangkan modal, lokasi, serta kesiapan dalam mengelola bisnis yang cukup kompleks ini. Jika sudah siap dengan tantangan tersebut, franchise Pertamina tetap menjadi pilihan investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang.
🚀
Berikut adalah tabel harga produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan oli Pertamina per 31 Januari 2025:
BBM dan Oli di Franchise Pertamina
Produk | Harga per Liter | Keterangan |
---|---|---|
Pertalite | Rp10.000 | BBM jenis RON 90, harga tidak mengalami perubahan pada Januari 2025. |
Pertamax | Rp12.500 | BBM jenis RON 92, mengalami kenaikan harga dari Rp12.100 menjadi Rp12.500 per liter. |
Pertamax Turbo | Rp13.700 | BBM jenis RON 98, mengalami kenaikan harga dari Rp13.550 menjadi Rp13.700 per liter. |
Green | Rp13.400 | BBM campuran dengan bahan bakar nabati, naik dari Rp13.150 menjadi Rp13.400 per liter. |
Dexlite | Rp13.600 | BBM untuk mesin diesel, naik dari Rp13.400 menjadi Rp13.600 per liter. |
Dex | Rp13.900 | BBM diesel dengan cetane number tinggi, naik dari Rp13.600 menjadi Rp13.900 per liter. |
Harga Biaya Oli di Franchise SPBU Pertamina
Produk | Spesifikasi | Kapasitas | Harga | Sumber |
---|---|---|---|---|
Fastron Platinum Racing 10W-60 | Fully Synthetic | 1 Liter | Rp218.500 | Pertamina Lubricants |
4 Liter | Rp898.500 | |||
Matic S 10W-30 | Semi Synthetic | 0,8 Liter | Rp39.500 | Pertamina Lubricants |
Meditran SC 15W-40 | Diesel Engine | 10 Liter | Rp465.000 | Blibli |
Ecogreen 0W-20 | API SN | 3,5 Liter | Rp196.000 | Blibli |
Pertamina Fastron Gold 0W-20 | API SN/GF-5 | 1 Liter | Rp105.000 | Blibli |
Catatan: Harga dapat berbeda tergantung pada lokasi dan kebijakan penjual.
Semoga informasi ini membantu Anda dalam mengetahui harga terbaru produk BBM dan oli Pertamina.
Pertamina menawarkan beberapa opsi kemitraan bagi Anda yang ingin membuka SPBU, jadi dengan biaya Franchise yang bervariasi sesuai dengan jenis dan skala SPBU yang dipilih. Berikut adalah rincian biaya untuk masing-masing jenis SPBU di Pertamina:
Perlu dicatat bahwa informasi mengenai biaya dan persyaratan dapat berubah seiring waktu. Oleh karena itu, disarankan untuk menghubungi pihak Pertamina secara langsung atau mengunjungi situs resmi mereka untuk mendapatkan informasi terbaru dan lebih detail.
Menjalankan bisnis franchise Pertamina memerlukan strategi yang matang agar dapat bersaing dan memperoleh keuntungan maksimal. Dengan persaingan di sektor energi yang semakin ketat serta kebijakan pemerintah yang mempengaruhi harga BBM, jadi mitra franchise harus memiliki pendekatan yang tepat dalam mengelola bisnis ini. Berikut adalah beberapa strategi bisnis yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keberhasilan franchise SPBU atau Pertashop Pertamina:
Lokasi merupakan faktor utama dalam menentukan kesuksesan bisnis SPBU atau Pertashop. Mitra harus memilih lokasi yang memiliki lalu lintas kendaraan tinggi, seperti di jalan raya utama, kawasan industri, jadi area perumahan padat penduduk, atau daerah yang minim pesaing. Untuk SPBU besar, lokasi dengan akses mudah bagi kendaraan roda empat dan truk sangat penting, sedangkan untuk Pertashop, lokasi di desa atau daerah terpencil yang belum terjangkau SPBU besar menjadi pilihan yang ideal.
Pelayanan yang cepat, ramah, dan profesional menjadi kunci dalam membangun loyalitas pelanggan. Mitra harus memastikan bahwa staf yang bekerja di SPBU atau Pertashop memiliki keterampilan dalam melayani pelanggan dengan baik. Selain itu, kebersihan dan kenyamanan area SPBU juga perlu diperhatikan agar pelanggan merasa nyaman saat mengisi BBM. Penerapan standar layanan dari Kemitraan Pertamina, jadi seperti “5P” (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun), harus menjadi budaya dalam operasional harian.
Untuk meningkatkan pendapatan, jadi mitra dapat menambahkan layanan tambahan di SPBU, seperti minimarket, bengkel ringan, cuci mobil/motor, atau warung kopi. Diversifikasi ini dapat menarik lebih banyak pelanggan dan meningkatkan profitabilitas bisnis. Beberapa SPBU Kemitraan Pertamina sudah menerapkan konsep “One Stop Service”, di mana pelanggan tidak hanya mengisi BBM tetapi juga bisa berbelanja kebutuhan sehari-hari atau melakukan servis kendaraan.
Mengelola stok BBM dengan baik sangat penting agar tidak mengalami kekurangan atau kelebihan pasokan yang bisa menyebabkan kerugian. Mitra harus memiliki sistem pencatatan yang rapi untuk memantau arus kas, pengeluaran, serta pendapatan harian, jadi menggunakan teknologi seperti sistem Point of Sales (POS) atau software manajemen bisnis dapat membantu dalam mengontrol operasional dengan lebih efisien.
Strategi pemasaran juga penting untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Mitra dapat melakukan promosi dengan menawarkan diskon khusus, program loyalitas pelanggan, atau kerja sama dengan perusahaan transportasi dan ojek online. Memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk mempromosikan lokasi SPBU atau Pertashop juga dapat membantu menjangkau lebih banyak pelanggan. Selain itu, pemasangan spanduk, papan reklame, serta penerapan sistem pembayaran digital (QRIS, e-wallet) dapat meningkatkan daya tarik bisnis.
Mitra franchise dapat menjalin kerja sama dengan komunitas lokal, jadi perusahaan logistik, atau pemerintah daerah untuk menjamin peningkatan volume penjualan BBM. Misalnya, bekerja sama dengan armada kendaraan dinas atau perusahaan logistik agar mereka mengisi bahan bakar di SPBU yang dikelola.
Sebagai bagian dari industri energi, jadi mitra harus selalu mengikuti perkembangan kebijakan pemerintah terkait harga BBM, regulasi bisnis SPBU, serta tren energi baru seperti biofuel dan kendaraan listrik. Dengan memahami regulasi yang berlaku, jadi mitra bisa lebih fleksibel dalam menyesuaikan strategi bisnisnya. Selain itu, dengan adanya peralihan ke energi terbarukan, Kemitraan Pertamina juga mulai mengembangkan produk seperti Pertamax Green dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), yang bisa menjadi peluang bisnis di masa depan.
Franchise Pertamina memiliki peluang bisnis yang menjanjikan, tetapi membutuhkan strategi yang tepat agar bisa berkembang dan bertahan dalam persaingan. Dengan memilih lokasi yang strategis, jadi meningkatkan pelayanan pelanggan, melakukan diversifikasi layanan, mengelola keuangan dengan baik, serta menerapkan strategi pemasaran yang efektif, mitra dapat memaksimalkan keuntungan bisnisnya. Selain itu, memahami regulasi dan tren energi baru sangat penting agar bisnis tetap relevan di masa depan. Dengan perencanaan yang matang dan eksekusi yang baik, bisnis franchise Pertamina dapat menjadi investasi yang stabil dan menguntungkan dalam jangka panjang.
🚀
Meskipun franchise Pertamina menawarkan peluang bisnis yang menjanjikan, tantangan di masa depan tetap perlu di perhatikan agar para mitra bisnis dapat terus bertumbuh dan mempertahankan keberlanjutan operasional mereka. Berikut adalah beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh franchise Pertamina dalam beberapa tahun mendatang:
Salah satu tantangan besar yang di hadapi oleh industri minyak dan gas adalah transisi menuju energi terbarukan dan kendaraan listrik, jadi pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan penggunaan energi bersih dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini dapat mengurangi permintaan untuk bahan bakar fosil seperti BBM dalam jangka panjang. Franchise Pertamina perlu mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan peralihan ini, misalnya dengan mengembangkan layanan pengisian kendaraan listrik atau biofuel yang lebih ramah lingkungan, guna menjaga relevansi bisnis mereka.
Harga BBM di Indonesia sangat di pengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan fluktuasi harga minyak global. Perubahan harga BBM yang tidak terduga bisa berdampak langsung pada keuntungan yang di dapat oleh mitra franchise, terutama karena harga BBM di SPBU Kemitraan Pertamina di tentukan oleh pemerintah. Kebijakan baru terkait harga BBM atau subsidi energi bisa memengaruhi daya beli masyarakat dan volume penjualan BBM, sehingga memerlukan strategi mitigasi yang matang untuk menghadapinya.
Pesaing utama Kemitraan Pertamina di pasar BBM adalah perusahaan-perusahaan minyak swasta yang semakin berkembang. Beberapa perusahaan asing maupun lokal juga menawarkan produk BBM dengan harga kompetitif dan kualitas yang serupa. Di beberapa lokasi, jadi persaingan harga dan layanan bisa sangat ketat, yang memerlukan inovasi dan layanan tambahan dari pihak franchise untuk membedakan diri. Misalnya, layanan cuci mobil, minimarket, atau tempat istirahat bagi pengemudi bisa menjadi nilai tambah yang menarik pelanggan.
Industri BBM memiliki risiko yang tinggi, jadi terutama terkait dengan keamanan dan kualitas produk. Franchisee harus selalu memastikan bahwa operasional SPBU atau Pertashop mematuhi standar yang di tetapkan oleh Kemitraan Pertamina dan pemerintah, jadi seperti pengelolaan bahan bakar yang aman, tidak ada kebocoran, serta prosedur keselamatan yang ketat. Peningkatan pengawasan terhadap standar operasional dan keselamatan sangat di perlukan agar terhindar dari kecelakaan yang dapat merusak reputasi bisnis.
Setelah mengetahui harga dan biaya franchise spbu pertamina langkah selanjutnya adalah mendaftar franchise pertamina. Berikut langkah-langkah untuk mendaftar franchise SPBU atau Pertashop Pertamina:
Pilih jenis kemitraan yang sesuai dengan modal dan kebutuhan:
Beberapa syarat umum yang harus di penuhi:
Untuk SPBU Reguler, jadi daftar melalui situs resmi Kemitraan Pertamina Fuel Terminal atau hubungi sales Pertamina. Untuk Pertashop, jadi daftar melalui https://kemitraan.pertamina.com. Siapkan dokumen seperti KTP, NPWP, surat tanah, dan proposal usaha.
Setelah pendaftaran, jadi Kemitraan Pertamina akan melakukan verifikasi data dan survei lokasi untuk menilai kelayakan bisnis.
Jika di setujui, jadi Anda akan menandatangani kontrak dengan Kemitraan Pertamina dan menyelesaikan pembayaran investasi.
Setelah kontrak, pembangunan SPBU akan di mulai. Pelatihan operasional akan di berikan sebelum SPBU atau Pertashop mulai beroperasi.
💡 Tips: Pastikan memilih lokasi yang ramai dan sesuai dengan regulasi pemerintah daerah. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Pertamina Call Center 135.
Kemitraan Pertamina memiliki beberapa tipe kode untuk SPBU yang menunjukkan apakah SPBU tersebut di kelola oleh swasta atau pemerintah. Berikut adalah perbedaan kode SPBU berdasarkan kepemilikannya:
Kode SPBU: 31, 34, 36, 38
Di miliki dan di operasikan oleh pihak swasta atau dealer Pertamina hanya sebagai pemasok bahan bakar
Contoh: SPBU 34-XXXX (di miliki dan di operasikan oleh swasta)
Kode SPBU: 11, 14
Di miliki dan di kelola langsung oleh Pertamina Contoh: SPBU 14-XXXX (milik dan dikelola Pertamina)
Kode SPBU: 31, 33
Di miliki oleh Pertamina tetapi di operasikan oleh mitra/dealer
Contoh: SPBU 31-XXXX (milik Pertamina, dikelola swasta)
Tidak menggunakan kode seperti SPBU besar
Dikelola oleh swasta atau BUMDes dengan sistem kemitraan
Beroperasi di daerah yang belum terjangkau SPBU besar
💡 Tips: Jika ingin mengetahui status kepemilikan SPBU, perhatikan dua digit pertama kode SPBU-nya.
🚀
Franchise Kemitraan Pertamina merupakan salah satu peluang bisnis yang menjanjikan di sektor energi, khususnya dalam distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan gas. Sebagai perusahaan BUMN terbesar di Indonesia, Franchise Kemitraan Pertamina memiliki brand yang kuat dan di percaya oleh masyarakat luas. Dengan jaringan distribusi yang luas serta permintaan bahan bakar yang terus meningkat, franchise SPBU maupun Pertashop menawarkan potensi keuntungan yang besar dalam jangka panjang.
Selain itu, mitra bisnis akan mendapatkan dukungan penuh dari Kemitraan Pertamina dalam hal perizinan, pasokan BBM, serta operasional bisnis, sehingga lebih mudah dalam menjalankan usaha. Berbagai pilihan model kemitraan seperti SPBU Reguler, SPBU Modular, dan Pertashop juga memberikan fleksibilitas bagi calon investor sesuai dengan modal yang di miliki.
Di balik peluang yang besar, ada beberapa tantangan yang perlu di perhatikan. Salah satunya adalah modal awal yang cukup besar, terutama untuk SPBU Reguler yang bisa mencapai miliaran rupiah. Selain itu, proses perizinan yang panjang dan kompleks juga menjadi hambatan bagi sebagian calon mitra. Pemilihan lokasi yang strategis sangat menentukan kesuksesan bisnis ini, karena jika tidak memenuhi standar Franchise Kemitraan Pertamina atau kurang memiliki volume kendaraan yang tinggi, maka potensi keuntungan bisa berkurang.
Selain itu, bisnis SPBU sangat bergantung pada kebijakan pemerintah terkait harga BBM yang sering berubah, sehingga margin keuntungan bisa di pengaruhi oleh regulasi yang ada. Persaingan dengan SPBU lain serta munculnya penyedia BBM swasta juga menjadi tantangan tersendiri yang perlu di antisipasi.
Meskipun demikian, franchise Kemitraan Pertamina tetap menjadi pilihan bisnis yang menarik bagi mereka yang ingin berinvestasi dalam industri energi yang stabil dan memiliki prospek cerah di masa depan. Dengan manajemen yang baik, pemilihan lokasi yang tepat, serta kepatuhan terhadap standar operasional Kemitraan Pertamina, bisnis ini dapat memberikan keuntungan yang signifikan dalam jangka panjang.
Selain itu, adanya tren di versifikasi energi oleh Kemitraan Pertamina, seperti pengembangan BBM ramah lingkungan dan energi terbarukan, membuka peluang baru bagi mitra bisnis untuk terus berkembang seiring dengan perubahan pasar.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk bergabung sebagai mitra, calon investor perlu melakukan riset mendalam, menghitung risiko, serta memastikan kesiapan dalam mengelola bisnis ini secara profesional. Jika di lakukan dengan strategi yang tepat, franchise Pertamina bisa menjadi investasi yang menguntungkan dan berkelanjutan bagi para pengusaha di Indonesia.
Tinggalkan Balasan